IDF 2022 Hasilkan Strategi Untuk Mencapai Visi Indonesia 2045


Pelaksanaan acara Puncak Indonesia Development Forum (IDF) 2022 dengan tema “The 2045 Development Agenda: New Industrialization Paradigm for Indonesia’s Economic Transformation” diselenggarakan di Bali pada tanggal 21 November hingga 22 November 2022. Acara puncak Indonesia Development Forum (IDF) 2022 dihadiri oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas, Dr. (HC). Ir. H. Suharso Monoarfa, M.A, Menteri BUMN diwakili oleh Wakil Menteri I, selanjutnya hadir Profesor Bambang Brojonegoro, Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Persero, Direktur Utama PT Telkom yang diwakili oleh Direktur Digital Bisnis, Rektor Institut Teknologi Bandung, Sekretaris Kementerian PPN Sekretaris Utama Bappenas, Deputi Bidang Ekonomi Bappenas, Deputi Bidang Pemantauan Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan, Plt Deputi Bidang Sarana Prasarana, Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan serta Wakil Gubernur Provinsi Bali atau yang mewakili serta tamu undangan yang hadir.

Acara Puncak Indonesia Development Forum (IDF) 2022 berlangsung selama dua hari ini dilaksanakan dengan format, untuk hari pertama “IDF Inside and Marketplace Sessions” dan hari kedua “Pemerintah Mendengar”. Pelaksanaan IDF dalam dua hari ini dirancang dalam 4 fase skema 4I yaitu : Inspire, Imagine, Innovate, and Initiate.


Sekretaris Kementerian PPN/Sekretaris Utama Bappenas, Dr. Ir. Taufik Hanafi, MUP.

Welcoming Remarks disampaikan oleh Sekretaris Kementerian PPN atau Sekretaris Utama Bappenas, Dr. Ir. Taufik Hanafi, MUP. Sekretaris menyampaikan sapa hormat kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas, Dr. (HC). Ir. H. Suharso Monoarfa, M.A, Menteri Perindustrian, Dr. Agus Gumiwang Kartasasmita, M.Si, Wakil Menteri BUMN, Pahala Nugraha Mansury, selanjutnya Profesor Bambang Brojonegoro selaku Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Kepala Bappenas 2016-2019, Wakil Gubernur Provinsi Bali, Dr. Ir. Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, M.Si.

Mengawali sambutannya, Taufik Hanafi mengucapkan selamat kepada Provinsi Bali dan seluruh masyarakat Bali atas suksesnya menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan G20 beberapa hari yang lalu. Selanjutnya, beliau menyapa Profesor Ricardo Houseman, Direktur Harvard Growth Lab dan Profesor Harvard Kennedy School Amerika Serikat, yang mana Profesor Ricardo Houseman beliau saat ini berada sekitar 16.000 km dari Bali. "Sengan adanya teknologi informasi saat ini, tidak ada bedanya jarak antara 10 km dengan 16.000 KM, jadi seakan-akan sama semua", ucapnya.

Selanjutnya, sapa hormat disampaikan Sekretaris sampaikan kepada Rektor ITB, Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D, Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia, Marsda TNI Gita Amperiawan, Direktur Utama PT Telkom atau yang mewakili, "Ibu dan Bapak Hadirin yang hadir secara secara luring yang menurut catatan kami telah terdaftar lebih dari 300 yang hadir secara luring dan juga hadir secara daring", jelasnya.

Beliau mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada tim penyelenggara Mitra pembangunan, akademisi, para pemangku kepentingan, serta seluruh lapisan masyarakat yang telah berpartisipasi dan mengawal pelaksanaan rangkaian Indonesia Development Forum dari tahun 2020, 2021, hingga pada acara Puncak 21-22 November di Bali ini. Sebuah perjalanan yang panjang dan sangat banyak pembelajaran berharga yang dapat dipetik dan tentunya akan berkontribusi bagi pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sejarah pelaksanaan Indonesia Development Forum (IDF), forum ini telah diselenggarakan oleh Kementerian PPN Bappenas sejak tahun 2017 yang pertama kali diawali atas inisiatif Profesor Bambang Brojonegoro yang saat itu sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Kepala Bappenas. Pemikiran Bapak Bambang Brojonegoro saat itu adalah perlunya suatu forum lintas pemangku kepentingan dan IDF diselenggarakan sebagai ajang tahunan yang mewadahi diskusi-diskusi produktif dalam mengatasi berbagai isu strategis pembangunan Indonesia.

Tentu di dalam perjalanannya kami Kementerian Bappenas terus melakukan berbagai inovasi perbaikan-perbaikan di dalam penyelenggaraan IDF ini, Oleh karena itu kami pada kesempatan yang baik ini menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada Ibu Bapak semua atas masukan-masukan yang telah diberikan sehingga kita mampu terus melakukan perbaikan-perbaikan dan inovasi di dalam penyelenggaraan IDF.

IDF 2017 hadir dengan tema “Fighting Inequality for Better Growth” yang berfokus pada penyelesaian tantangan ketimpangan pendapatan sehingga dapat tertransmisi pada pertumbuhan yang lebih berkualitas. IDF 2018 kemudian diselenggarakan untuk menjawab tantangan pemerataan melalui tema “Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago”. Selanjutnya, mengingat pertumbuhan yang perlu tetap didorong dan diakselerasi dengan tetap memperhatikan semangat pemerataan, IDF 2019 mengangkat tema “Mission Possible: Seizing the Opportunities to Drive Inclusive Growth” 

Hingga tibalah penyelenggaraan IDF pada tahun ke-4, IDF tahun 2020 yang pelaksanaannya tertunda oleh pandemi Covid-19, sehingga pelaksanaan dilakukan secara bertahap dari awal tahun 2021 hingga akhirnya ditutup pada acara puncak di tahun 2022 ini. Rangkaian IDF kali ini membawa tema “The 2045 Development Agenda: New Industrialization Paradigm for Indonesia’s Economic Transformation” atau menuju agenda pembangunan 2045, paradigma baru industrialisasi untuk transformasi ekonomi Indonesia. tema ini diambil karena Kementerian PPN Bappenas saat ini sedang menyusun agenda transformasi ekonomi Indonesia dan tentu agenda ini juga menjadi masukan penting dalam proses penyusunan RPJPN dan RPJMN mendatang yang mengedepankan pentingnya pembangunan sektor industri dalam transisi menuju negara maju khususnya untuk melepaskan ketergantungan dari sektor ekstraktif serta menciptakan ekonomi yang lebih produktif. Hal ini sangat selaras dengan arah pembangunan pasca pandemi, di mana sektor industri akan mengakselerasi proses transformasi melalui penciptaan produk bernilai tambah tinggi, pemanfaatan teknologi dan peningkatan kapasitas sumber daya sehingga pada akhirnya akan turut berkontribusi pada peningkatan resiliensi ekonomi dan kesejahteraan.

Dalam perannya mewadahi ide-ide inovatif untuk menjawab berbagai topik tantangan pembangunan tersebut Indonesia Development Forum mengemas proses diskusi produktif melalui skema 4I : Inspire, Imagine, Innovate, and Initiate. Inpire merupakan rangkaian yang menghimpun sumber inspirasi perumusan kebijakan diantaranya berasal dari praktek terbaik dan kisah sukses yang dapat menjadi contoh serta pembelajaran, imagine sebagai rangkaian yang menampung aspirasi masa depan Indonesia yaitu ide-ide segar dari berbagai lapisan masyarakat terkait arah solusi yang perlu diambil dalam mengatasi tantangan pembangunan dan masih merupakan buah pemikiran yang butuh dimatangkan lebih lanjut untuk memperjelas wujudnya, innovate merupakan sesi yang mewadahi diskusi produktif mengenai ide-ide pembangunan yang sudah berbentuk inovasi, di mana relatif terdapat kesiapan lebih terkait program ataupun produk inovasi dengan potensi lebih untuk selanjutnya mengarah pada kokreasi dan kolaborasi untuk proses implementasi, sedangkan yang terakhir yaitu initiate merupakan tahap akhir yang telah berupa rencana aksi dan rencana tindak lanjut IDF, juga berperan untuk menutup keseluruhan rangkaian acara IDF.

Dalam setiap tahun penyelenggaraannya, IDF terus mengembangkan diri agar dapat menjadi sarana diskusi yang relevan dan menjawab tantangan pembangunan terkini. Penyelenggaraan IDF 2021-2022 dilakukan berbeda dengan format-format IDF sebelumnya, seperti tadi kami sampaikan kita terus melakukan inovasi perbaikan-perbaikan dalam penyelenggaraan IDF ini melalui rangkaian yang lebih mutakhir dan memungkinkan pengumpulan ide pembangunan secara lebih komprehensif sehingga penyelenggaraan acara inti IDF 2021-2022 tidak dilakukan dalam satu even saja seperti tahun-tahun sebelumnya, melainkan dilakukan dalam beberapa tahapan yang saling terkait satu dengan lainnya.

Pertama, IDF Inspiring Session pada bulan Juni 2021 tahun lalu, tahapan pertama ini bertujuan untuk menjaring gagasan pembangunan dari akademisi, praktisi, serta perwakilan kementerian/lembaga yang diharapkan dapat memberikan inspirasi best practice success stories pembelajaran serta motivasi bagi peserta IDF dan ini terefleksi betul dari peserta IDF yang hadir baik secara luring maupun daring.

IDF Inspiring Session ini telah membagikan sudut pandang inspiratif dari 25 pembicara dengan latar belakang praktisi industri, akademisi, pelaku usaha, serta perwakilan kementerian/lembaga. Penjaringan ide pembangunan dari masyarakat dikumpulkan melalui kuisioner pendalaman subtema dengan total 1.400 responden. Terima kasih kepada seluruh responden yang telah merespon dengan baik kuisioner yang telah kami edarkan.

Kedua, pada bulan Maret 2022 diadakan rangkaian IDF Idea Series Imagine sebagai media diseminasi gagasan masyarakat yang terkumpul melalui karya-karya terpilih dari ajang calls for submissions. Dari presentasi karya terpilih telah terjadi diskusi produktif terkait topik-topik strategis industrialisasi melalui hasil kajian empiris, observasi, dan pengembangan solusi-solusi baru. Dapat kami laporkan telah terdapat 10 inovasi produk, 11 inovasi program proyek, 9 inovasi platform aplikasi digital, dan 13 inovasi riset penelitian yang terkumpul dan diidentifikasi dapat menjadi bagian dari solusi untuk mengatasi berbagai tantangan industrialisasi di Indonesia. Ini merupakan salah satu deliverable outputs daripada penyelenggaraan IDF 2021-2022.

Ketiga, selain menghimpun ide dari karya masyarakat umum, selanjutnya diadakan rangkaian IDF Idea Series Innovate yang mewadahi diskusi antar pemangku kepentingan serta pemerintah pusat dan daerah terkait untuk bersama-sama mendiskusikan dan memberikan sumbangsih ide dan solusi konkrit dalam mengatasi tantangan pembangunan. Kegiatan ini diselenggarakan di 4 lokasi yang berbeda : Jawa Tengah di Kota Semarang dilaksanakan pada 19-20 April 2022 untuk topik strategi jitu peningkatan produktivitas, di Bali persisnya di kabupaten Badung 2-3 Juni 2022 untuk topik meningkatkan daya saing subsektor industri unggulan, di Kepulauan Riau di Kota Batam diselenggarakan pada 9-10 Juni 2022 untuk topik strategi industrialisasi untuk mendorong transformasi ekonomi, dan yang keempat Kalimantan Timur persisnya diselenggarakan di Kota Balikpapan dan Kabupaten Kutai Kertanegara pada 4-8 Juli 2022 untuk topik rekayasa aktivitas industri untuk menumbuhkan pusat-pusat ekonomi baru.

Di setiap provinsi penyelenggaraan, kegiatan melibatkan kunjungan lapangan, diskusi lapangan, serta diskusi dalam ruangan dengan pelaku usaha pemerintah dan kementerian/lembaga untuk merumuskan potensi inovasi yang dapat dikembangkan sebagai alternatif solusi tantangan pembangunan menurut kesesuaian dengan peran dan fungsi masing-masing pemangku kepentingan.

Sebagai penutup, inovasi serta aspirasi yang terbaik yang telah dikumpulkan dari keseluruhan rangkaian IDF 2021-2022 yang akan ditutup pada acara Puncak yang kita sama-sama ikuti, di mana fokus acara terletak pada tahap inisiate, Pemerintah akan mendengar dan menampung ide-ide pembangunan yang selanjutnya dapat diinisiasi implementasinya.

Mengakhiri sambutan ini, beliau menekankan kembali bahwa solusi-solusi industri inovatif yang dihasilkan melalui rangkaian IDF tahun 2022 diharapkan dapat melengkapi, memperkuat, dan meningkatkan efektivitas kebijakan pembangunan industri yang ada sehingga mampu mendorong transformasi sosial dan ekonomi di Indonesia dalam mewujudkan visi menjadi negara maju, adil, dan sejahtera.


Direktur Harvard’s Growth Lab and the Rafik Hariri, Profesor Ricardo Hausmann.

Selanjutnya, Profesor Ricardo Hausmann yang merupakan pendiri sekaligus Direktur Harvard’s Growth Lab and the Rafik Hariri. He is Professor of the Practice of International Political Economy at Harvard Kennedy School, di bawah kepemimpinannya, Harvard’s Growth Lab telah tumbuh menjadi salah satu pusat penelitian pembangunan internasional yang paling dihormati dan berpengaruh. Profesor Ricardo Hausmann hadir secara virtual serta memaparkan kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Kurang lebih 30 menit, Profesor Ricardo Hausmann memaparkan pada sesi hari ke-1 yang dimulai dengan menilai kinerja pertumbuhan Indonesia. Beliau menilai kontribusi manufaktur terhadap pertumbuhan Indonesia dan menjelaskan dalam kerangka kerja. Mengapa manufaktur begitu penting? Memaparkan jalan baru untuk pertumbuhan, layanan bisnis dan implikasi pertumbuhan hijau pertumbuhan di kawasan, kami melihat bahwa Indonesia telah membuat kemajuan yang sangat besar.

Beliau nenampilkan grafik yang menunjukkan produktivitas di sektor manufaktur, sektor jasa, dan sektor pertanian di Indonesia. Dan pada dasarnya, yang ditunjukkan oleh grafik ini adalah bahwa Manufaktur di Indonesia tiga kali lebih produktif dan jasa dari rata-rata Jasa jasa sangat heterogen dan kurang lebih dua kali lebih produktif dari yang pasti. Yang menarik adalah bahwa meskipun manufaktur jauh lebih produktif daripada bagian negara lainnya, pangsa lapangan kerja telah meningkat.

Beliau juga jelaskan terkait dengan collective knowledge yakni kemampuan untuk melakukan hal-hal yang hanya bisa dilakukan oleh tim dan Teknologi. UKM dapat dengan mudah menjadi eksportir hanya dengan mendigitalkan informasi, jaringan, dan menghubungkan mereka ke platform lain ini dan ini sangat mengubah rangkaian peluang UKM. Beliau juga mencontohkan keberhasilan Gojek di Indonesia yang dapat membantu menghubungkan perusahaan dengan pelanggan yang sebelumnya tidak dapat mereka hubungkan dan membantu menghubungkan pekerja, orang bersedia bekerja untuk tugas-tugas yang perlu dilakukan perusahaan. Jadi, ini adalah transformasi besar. Selain Gojek, beliau mencontohkan Lenovo yang uga sudah memperluas dalam melakukan desain dan pengadaan serta distribusi dan branding . Dan seterusnya begitu. Jadi inilah proses transformasi ini.

Dan untuk membuat listrik itu dengan cara yang bersih, perlu dikembangkan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan seperti hidrogen amonia, metanol, hidrokarbon hijau, biofuel, dll. Perlu untuk menghilangkan emisi dari proses manufaktur dan beberapa dari emisi tersebut bukan tentang energi gunakan tetapi tentang reaksi kimia yang terjadi dalam proses pembuatan. Jadi beberapa dari reaksi ini perlu menangkap dan menyerap Karbon dan ada ketidakpastian yang sangat besar tentang bagaimana menyelesaikan semua tugas ini. Dan untungnya Indonesia adalah negara dengan cadangan nikel terbesar yang diketahui di dunia. Dan harapannya adalah dalam 12 tahun ke depan, jika dunia akan mengalami dekarbonisasi dalam produksi nikel harus naik 200% di seluruh dunia, dan ini merupakan input penting untuk produksi baterai.

Jadi saya pikir ini sangat im pesan penting. Saya sudah melihatnya diterapkan di Indonesia. Anda memiliki rencana untuk memiliki tenaga air. Pabrik aluminium. Hidro adalah hal yang sangat berguna. Keuntungannya, Anda tahu, apakah kerusakan dapat dikirim, sehingga Anda dapat menggunakannya saat Anda membutuhkannya. Bukan kapan, ketika hujan turun dan akibatnya, itu adalah sumber energi yang sangat berharga.

Tidak semua wilayah Indonesia. Beberapa bagian Indonesia berada pada posisi yang lebih baik untuk kemajuan yang berkelanjutan daripada yang lain. Jadi tantangannya sangat berbeda di berbagai belahan nusantara. Dan terakhir, dekarbonisasi menawarkan, area baru keunggulan komparatif bagi Indonesia untuk maju, peluang untuk pertumbuhan hijau, dengan membuat alat yang memungkinkan orang lain untuk mendekarbonisasi, seperti nikel dan baterai, dan hal lainnya, saya yakin kita akan tumbuh sangat cepat dalam beberapa dekade mendatang, dan dengan membuat energi intensif, hal-hal lokal dengan energi hijau, seperti contoh aluminium, dengan pertumbuhan tinggi, izinkan saya berhenti di situ. Merupakan suatu kehormatan untuk dapat berbagi ide-ide ini dengan Anda dan saya menantikan komentar Anda. Pungkas Professor Ricardo Hausmann mengakhiri paparannya.


Menteri Keuangan 2014-2016, Menteri PPN/Kepala Bappenas 2016-2019 dan Menteri Riset dan Teknologi 2019-2021, Profesor Bambang Bojonegoro.

Kemudian, tanggapan yang akan disampaikan oleh Profesor Bambang Bojonegoro yang merupakan Menteri Keuangan 2014-2016 Menteri PPN/Kepala Bappenas 2016-2019 dan Menteri Riset dan Teknologi 2019-2021. Professor Bambang brojonegoro. Beliau menyambut semua yang terhormat Menteri PPN/Kepala Bappenas beserta jajaran Esselon

Bapak Ibu sekalian setelah mendengarkan kuliah Bagi saya itu seperti kuliah yang sangat menarik tentang pembangunan  Indonesia yang telah disampaikan Profesor Ricardo Hausmann dilihat dari berbagai fundamentalnya, barangkali saya bisa fokus pada 4 sumber pertumbuhan Indonesia untuk masa depan. Pertama, tetap pada Manufacturing atau industri pengolahan, yang kedua yang menarik tadi adalah services export di bidang jasa, yang ketiga ekonomi digital, yang keempat adalah green ekonomi.

Pertama, mengenai manufacturing kita tahu bahwa Indonesia sebenarnya sudah sangat berhasil di tahun 90-an melakukan transformasi ekonomi dari sektor yang basisnya adalah primer yaitu pertanian dan pertambangan beralih menjadi sektor yang sifatnya sekunder, pengolahan terutama Manufacturing ini dibuktikan tahun 90-an di mana proporsi Manufacturing terhadap PDB kita hampir menyentuh 30% dari PDB pada waktu itu dan barangkali bagi yang usianya paling tidak seperti saya yang merasakan kondisi tahun 90-an bisa mengidentifikasi bahwa waktu itu Indonesia almost became a newly industrialized country. Pada saat itu kita sudah tinggal sejengkal lagi menjadi negara industri. Unfortunately, there was 1998 Asian financial crisis that basically you know menyetop semua impian semua harapan yang kita sudah tunggu pada waktu itu, dan kenyataannya hari ini seperti ditunjukkan oleh Profesor Hausmann proporsi manufacturing terhadap GDP kita bahkan sekarang sudah di bawah 20%. Jadi, kalau kita melihat kembali tahun 90-an bukan hanya transformasi ekonomi yang terjadi, tapi yang paling penting apa dampak dari transformasi ekonomi, teman-teman di Bappenas pasti tahu persis bahwa waktu itu yang terjadi adalah Indonesia naik kelas dari lowing come country menjadi middle income country, itu sebenarnya suatu pencapaian yang luar biasa. Bagaimana Indonesia yang merangkak dari Negara yang termasuk termiskin di Asia itu akhirnya bisa keluar dari low income country masuk ke middle income country.

Tapi hari ini kita masih di middle, meskipun sudah naik sedikit dari lower middle ke after middle masih beda tipis antara lower dan upper-nya. Berarti poinnya kalau kita ingin mencapai Visi Indonesia 2045 kita butuh sekali lagi transformasi ekonomi supaya hasilnya adalah kita naik kelas lagi, jadi istilahnya harus ada extra effort, harus ada sesuatu yang baru breakthrough, leapfrog apapun istilahnya supaya kita akhirnya bisa naik kelas 2045 jadi negara berpendapatan tinggi atau yang biasa disebut sebagai Negara maju. Karena itulah kuliah dari Professor Hausmann sangat relevan, karena yang beliau sampaikan adalah Indonesia harus benar-benar bisa mencari sumber pertumbuhan yang bisa mengangkat kita masuk menjadi Negara maju. Kita mulai dari manufacturing yang tadi sejarahnya sudah kita ikuti apa yang disampaikan Professor Hausmann sudah cukup detail.

Saya akan mengambil satu aspek tadi yang disampaikan beliau mengenai perbandingan beberapa Negara, ada Korea, ada China, ada Malaysia, ada Thailand yang pada intinya menyatakan bahwa  barangkali yang membuat industrialisasi kita tidak secepat atau tidak sesukses tetangga kita Malaysia Thailand maupun negara seperti Korea dan China adalah karena kita stuck di garment, sedangkan negara lain melaju terus dengan industri elektronik. Tentunya sebagian bertanya, apa sih salahnya dengan industri garmen, kenapa kok kayaknya dia dinilai lebih rendah degree-nya dibandingkan industri elektronik? Barangkali tadi satu grafik yang disampaikan Professor Hausmann yang vertikalnya bicara mengenai complexity, kemudian horizontalnya bicara mengenai connectedness.

Keterhubungan dan kompleksitas, kemudian besar kecilnya lingkaran di situ menunjukkan market size. Kalau kita ingat, yang paling atas berarti yang paling kompleks itu adalah machinery kemudian tipis di bawahnya itu adalah elektronik, garment agak di tengah, connectedness dua-duanya cukup banyak tapi garment intense of complexity is round the middle. Artinya, kunci keberhasilan industrialisasi suatu negara adalah kalau negara itu berhasil membangun industri yang kompleks, industri yang susah bukan industri yang gampang kalau dipakai istilah manufacturing, kita tidak bisa lagi mengandalkan hanya menjadi negara assembly, tapi sudah harus menjadi negara produsen atau negara yang membuat produk.

Mengakhiri sambutannya, Profesor Bambang Brojonegoro mengungkapkan menjadi suatu kehormatan buat saya diundang pada acara IDF ini, yang memang awalnya beliau yang menggagas IDF tahun 2017 dan mudah-mudahan hasil dari IDF tahun ini paling tidak makin memberikan arah untuk new economic transformation menuju 2045. Beliau menegaskan, sekali lagi kita butuh transformasi ekonomi supaya kita bisa naik kelas. Ini penting karena semua orang pasti pengen naik kelas nggak ada yang pengen tinggal kelas istilahnya jadi untuk naik kelas dibutuhkan effort lebih, dan effort lebih itu harus dalam bentuk transformasi ekonomi dan transformasi ekonomi seperti sampaikan Professor Hausmann tadi harus merupakan collective effort, jadi semuanya harus terlibat dan bisa memetakan seluruh potensi ekonomi yang ada di Indonesia.

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Dr. (HC). Ir. H. Suharso Monoarfa, M.A.

Selanjutnya keynote speech disampaikan oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas, Dr. (HC). Ir. H. Suharso Monoarfa, M.A. Mengawali sambutannya, beliau menyampaikan bahwa dibandingkan dengan Cina, sebenarnya Indonesia sudah lebih dulu menjadi negara middle income pada tahun 1982-1983. Kita sudah beralih dari lower income, tapi kemudian kita masuk lagi ke lower income ketika terjadi peristiwa tahun 1997-1998, dan kemudian kita kembali lagi masuk ke middle income kira-kira pada mulai tahun 2002, hingga 2018-2019 lalu kita masuk upper middle income. Menarik memang sebenarnya mengkategorikan negara-negara di dunia dengan klasifikasi ini mulai dari lower income, middle income, dan high income. Tapi yang menarik adalah middle income seringkali terjebak untuk naik kelas untuk bisa graduasi ke tingkat yang lebih tinggi banyak ranjaunya. Mungkin banyak hal yang mesti dipenuhi, kita masih ingat pada tahun-tahun 80-an dan 90-an miracle dari Asia Timur kemudian termasuk juga ASEAN termasuk Indonesia juga menjadi champion pada waktu itu. Orang kemudian melihat perkembangan yang luar biasa di Korea Selatan, menyusul Jepang dan kemudian Hongkong, lalu Singapura dan Indonesia. Tetapi kita cukup lama di posisi middle income, secara rule of time berdasarkan satu studi yang saya kira banyak sumbernya, itu mestinya sekitar 14 sampai maksimum di 28 tahun tapi saat ini kita 29 tahun masih nge-down di middle income, karena itu kita disebut middle income trap.

Belajar dari sejarah negara-negara tetangga kita, mereka pada umumnya lebih cepat 18-20 tahun, bahkan kita juga lihat Chili misalnya bisa juga 14 tahun. Pertanyaannya adalah, bagaimana mereka bisa naik dengan cepat graduasi itu? Salah satu strategi atau instrumen atau kebijakan yang pas yang digunakan negara-negara itu adalah industri. Industri memang menjadi kunci sebenarnya terutama industri manufaktur. Tadi pagi kalau kita mengikuti Profesor Ricardo Houseman menunjukkan bagaimana Indonesia stuck di industri permesinan ini gara-gara berhenti di tekstil. Kalau kita ingat peristiwa Texmaco, Texmaco itu mau lari ke hulu sampai di industri pembuatan pabrik pemintalan, karena itu related industry yang dikembangkan kemudian larinya ke mobil. Tapi karena mesin spinning-nya itu dengan putaran yang bukan putaran cepat tetapi dengan beban yang berat dan besar, maka dilarikanlah pembuatan truk-truk. Kalau kita masih ingat truk-truk Texmaco dan kemudian sebagai pembelinya atau captive market-nya adalah Tentara Nasional Indonesia. Sayang sekali itu terpotong, jadi tidak ada memang tahapan-tahapan yang “ujug-ujug” itu dalam sebuah industri, demikian juga di industri kimia saya kira juga hal yang sama, dan industri pengolahan atau manufaktur kita kalau tidak salah masih di bawah 20%. Padahal kita ingin atau telah mengklaim diri menjadi negara industri, apalagi kita memasuki industri 4.0. Tapi sumbangan dari industri manufaktur itu relatif belum tembus di atas 20%. Rule of time itu mestinya di atas 20%. Kita sebenarnya pernah di 24-26% pada waktu itu dan kemudian kembali ke sini.

Kita terlalu cepat kemudian menjadi negara trader, kita masih ingat dulu perdebatan antara maker dan trader. Indonesia ini akan akan jadi maker atau trader? Jadi kalau mau bikin barang itu membuat sesuatu barang itu selamanya pertanyaannya kebutuhan atas barang itu kalau lebih murah kita beli, kenapa kita harus bikin? Itu senantiasa menghantui karena itu kemudian para insinyur-insinyur itu jadi malas. Insinyur akhirnya jadi apa? karena dia punya produk knowledge yang bagus, akhirnya jadi markerter (jualan). Jadi bukan maker.

Jadi itu saya kira terlalu cepat kita, lalu jadi dagang. Kemudian kita masuk di industri yang sekarang yang luar biasa juga apa yang terjadi kita jadi generasi enigkma. Saya sering mengatakannya itu, Enigma karena kita ngekor aja dan kita menjadi buyer dan kita menjadi pemakai menjadi user. Ini juga mengakibatkan tenaga kerja kita migrasinya dari pertanian langsung jadi pedagang, jadi ke trader nggak ada itu yang ke industri. Saya ingat sekali ketika saya masih di satu perusahaan pembuat, pengalaman saya memang kita bikin aspal mixing plant pada waktu itu kelihatannya gampang waktu kita lihat itu. Tapi begitu kita bikin pertama keluar keluarnya kayak bubur, lalu pelan-pelan kita mesti bikin dan akhirnya dia bisa jadi benar-benar AMP (Asphalt Mixing Plant) dan kemudian dibeli. Tapi toh itu kan kepemihakan untuk membeli barang-barang produk kita itu. Juga saya ingat sekali soal apa sih yang aneh dengan yang kemudian dinamakan oleh Pak Harto garbarata itu Telescopic Gateway Passenger Boarding Bridge nggak ada yang aneh itu hanya apa namanya gerbong dikasih apa namanya hidrolik, kemudian bisa “begono-begini” naik turun selesai dengan presisi begitu, tapi pada waktu itu kita beli dari Jepang luar biasa dan pemainnya di dunia juga nggak banyak.

Saya punya pengalaman di sana kita harus mengakuisisi dengan kerjasama dulu dengan sebuah perusahaan besar di Amerika Serikat lalu membawanya ke Indonesia, merk itu baru dipercaya oleh pengambil kebijakan pada saat itu. Jadi memang agak aneh mengambil keputusan di masa itu karena pada waktu itu lebih banyak, lebih mudah secara fiskal kalau kita beli kenapa kita harus memiliki maker. Kita harus segera melakukan reduksi mulai sekarang, tapi tentu akan berbeda reindustrialisasi hari ini industrialisasi yang ke depan tentu akan menjawab kebutuhan lifestyle yang baru yang sustainable, yang smart, dan fungsional. Dan konsumen-konsumen kita juga semakin pandai, semakin smart, dan maunya portable dan canggih kalau bisa diperoleh. Dan dengan demikian juga saya kira model-model bisnisnya akan berubah, permintaan atas tenaga kerjanya pun berubah, dan dengan demikian juga cara pembiayaannya juga berubah. Beberapa perusahaan sudah menunjukkan bagaimana mereka bisa melakukan terobosan-terobosan, ada dari waste to energy. Dan tantangannya juga ke depan kita ingin kebutuhan gaya hidup itu kebutuhan yang sehat, terutama dalam hal makanan dan minuman.

Indonesia juga termasuk negara yang sangat apa sangat tidak hemat di dalam hal makanan, 30% makanan di Indonesia itu tidak selesai di piringnya dan kemudian menjadi sampah, dan ini luar biasa, maka sekarang orang harus bergerak pada jenis-jenis makanan yang sehat dan juga bisa selesai dan di-diggest dengan baik.

"Kayak saya misalnya saya sudah menghindari tepung terigu, pertama karena impornya di Indonesia makin hari makin naik menggantikan beras. Indonesia sekarang adalah salah satu negara yang di mana gandum tidak bisa tumbuh dengan baik tapi kita pemakan gandum. Dalam 20 tahun terakhir ini kita impor gandum itu sudah naik luar biasa dan dari 2 juta ton sekarang saya kira sudah sekitar 12 juta ton dan dari rata-rata hanya 8 kilo gram perkapita sekarang sudah 33 kilo. Itu mungkin termasuk sudah mulai berubah ketika saya mahasiswa karena makanan itu lebih murah lebih gampang tinggal dicelup jadi mekar dan mekar juga dia dan tahan kenyang gitu. Kenapa dia tahan kenyang karena kata orang-orang teknik kimia, karena dia long-chain triglyceride, jadi dia dua hari tiga hari di perut itu di-diggest, sementara sekarang sudah berubah, orang sudah makan di medium-chain triglyceride (MCT), bahkan sekarang orang lagi berpikir untuk short chain, saya nggak tahu apakah akan terjadi atau tidak. Tapi makanan sudah seperti itu, orang sudah milih dan dan seterusnya. Triglyceride kita tahu memang tidak dikehendaki oleh badan kita meskipun untuk beberapa persen kita masih", jelas Menteri PPN/Kepala Bappenas.

Industri revolusi industri memang tidak akan berhenti di 4.0, dia akan terus berlanjut sampai entah keberapa. Pengembangan teknologi seperti yang sekarang ke metaverse itu basisnya di AR (Augmented Reality), IoT (Internet of things) ada Cloud Computing, AI (Artificial Intelligence), machine learning, big data. Dan yang paling penting menurut saya kalau dalam hal soal industri ini, di mana intervensi yang pas buat kita sebagai sebuah Negara, sebuah pemerintah karena seperti juga tadi makanan tadi long-chain triglyceride ada medium-chain triglyceride, industri ke depan juga kita harus lihat feel a change dan dalam film itu di mana intervensi yang menguntungkan buat kita baik dalam hal fiskalnya, penguasaan teknologi, teknologi endonomnya atau pilihan-pilihannya seperti apa.

Jadi kita tidak bisa membiarkan begitu saja, contoh Elon Musk berpikir ke depan mobil itu sudah satu yang solid aja “cetek” kayak mainan mobil-mobilan dari Cina Jadi kalau rusak ambil ganti satu dan energinya lebih gampang ini sekarangkan ada beberapa komponen bagian ini, langsung aja disolidkan menjadi satu bagian saja dari ribuan menjadi satu. Pesawat terbang juga nanti begitu. Jadi, kalau begitu bentuk dari model-model Rusia yang dulu jadi benar kita lihat khususnya peralatan-peralatan canggih penerbangan Rusia itu itu kan komponennya nggak terlalu banyak kalau dilepas gitu tapi di setiap satu komponen itu ada beberapa sub komponen yang mereka sudah solidkan menjadi satu sehingga package yang dikeluarkan, jadi itu penting sekali. Transisi digital dan transisi hijau itu tak terelakkan lagi, kita harus beradaptasi di sana. Saya soal transisi ini juga berarti kapasitas kemampuan dari sumber daya manusia kita.

Saya punya usianya 6 tahun baru saja 6 tahun dan sekolah pada bahasa coding, sudah sekolah bahasa coding sudah tiap hari menunjukkan kepada saya apa yang dia buat dia sudah bisa bikin film-film kecil saya juga nggak ngerti dia gimana dia bikin kasih nama ini terus saya dikasih nama pakai nama-nama itu yang berubah-bobanya Rusia itu dibikin seraknya dikasih dan bergerak luar biasa dan yang ngajar itu dari India lewat apa lewat online jadi anak umur 6 tahun belajar online Bahasa coding. Lalu, ternyata ada lagi saya punya yang satu lagi itu belajar matematika mengajarkan adalah anak-anak dari Cina pelajarnya dari mana online jadi les online sekarang untuk seluruh mata kuliah itu murah dan ambil di seluruh dunia sepanjang anda bisa berbahasa Inggris. Jadi, dua kali dua langsung dapat bahasa Inggrisnya bagus kemudian penguasaan dari luar biasa. Jadi, para Insinyur kalau mau cari pekerjaan beberapa jam saja di luar itu sudah boleh juga dengan jualan hal-hal semacam online dan itu pasarnya di seluruh dunia. Yang bagus adalah metodologinya, jadi saya kira mereka semua itu diajarkan itu dulunya sehingga metodologi itu yang membuat orang menyerap dengan cepat, kita harus memahami kemudian bisa memahamkan.

Dan penerapan industri 4.0, industrialisasi saya kira tadi juga contoh melalui rangkaian acara hari ini, Kementerian Bappenas ingin mengajak semua pemangku kepentingan, mari kita berpikir kembali untuk menyusun kembali strategi kita ke depan dalam rangka reindustrialisasi dan ini bagiannya dalam hal rencana jangka panjang nasional. Jadi kita jadi saya tidak mengambil masuk di Renstra industri tetapi menempatkan bagaimana kebijakan industri itu dalam peta yang besar peta Indonesia, makro Indonesia untuk percepatan pembangunan untuk kesejahteraan dan seterusnya. Dan hari ini kita akan lihat bagaimana kita mendorong kerjasama-kerjasama seperti ini misalnya antara PT Dirgantara Indonesia dengan Institut Teknologi Bandung dan kemudian juga peluncuran hasil kerjasama master plan antara Kementerian Bappenas dengan PT Telkom, dan kita juga sudah bekerjasama dengan para diaspora Indonesia meskipun sebagian besar diaspora Indonesia juga banyak juga di Bappenas.

Pada akhir sambutannya, dengan mengusung tema Indonesia Development Forum (IDF) 2022 dengan tema “The 2045 Development Agenda: New Industrialization Paradigm for Indonesia’s Economic Transformation”, beliau mengajak kita semua untuk mencurahkan, memberikan apa yang terbaik yang kita miliki dalam rangka meningkatkan efektivitas kebijakan pembangunan industri ke depan baik untuk jangka menengah dan jangka panjang. Mudah-mudahan pertemuan ini, pertemuan yang menjadi bagian satu langkah dari ribuan langkah untuk menjemput reindustrilisasi di Indonesia dalam rangka transformasi ekonomi.

Tautan ke live streaming rangkaian Acara Puncak Indonesia Development Forum 2022:


1.    Knowledge and Initiate Session

2.    Marketplace Session IDEA Corner 1

3.    Marketplace Session IDEA Corner 2

4.    Marketplace Session IDEA Corner 3

5.    Marketplace Session IDEA Corner 4

6.    Pemerintah Mendengar

7.    Special Session Rantai Tekstil Lestari

8.    Special Session KNEKS 

9.    Special Session PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk

10. Special Session PT Dirgantara Indonesia (Persero)

Dalam kegiatan acara Puncak Indonesia Development Forum (IDF) 2022 yang telah sukses digelar mulai dari tanggal 21 sampai 22 November di Bali tersebut secara umum telah menghasilkan strategi peningkatan peran industrialisasi untuk mencapai Visi Indonesia 2045. IDF 2022 membahas strategi agar Indonesia mampu mengatasi middle-income trap dan beralih ke high-income country. Untuk mencapai tujuan tersebut, industrialisasi dengan paradigma baru dicapai dengan tiga langkah utama. Pertama, peningkatan kompleksitas ekonomi dan keterkaitan antarproduk. Kedua, peningkatan akumulasi pengetahuan produktif didukung riset dan inovasi. Ketiga, adaptasi terhadap permintaan pasar dengan tren baru, meliputi industri perubahan gaya hidup sustainable, smart, and functional; industri yang menerapkan ekonomi sirkular; industri memenuhi perubahan gaya hidup sehat, khususnya makanan dan minuman; industri mengantisipasi twin transition, yaitu transisi digital dan transisi hijau; serta antisipasi terhadap industri 5.0 dan 6.0.

Rencana Induk Pengembangan Industri Digital 2023-2045

Dalam upaya membangun industri digital dalam negeri yang berdaulat, tangguh, bertumbuh, dan makmur menuju Indonesia maju, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas mengkoordinasikan penyusunan Rencana Induk Pengembangan Industri Digital Indonesia 2023-2045. Rencana induk ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi berbagai pemangku kepentingan untuk turut andil dalam pengembangan industri digital Indonesia yang mampu mendukung percepatan transformasi digital, dan mendukung transformasi ekonomi Indonesia dengan mengubah struktur perekonomian dari produktivitas rendah ke produktivitas tinggi. Dokumen Rencana Induk ini juga diharapkan menjadi acuan bagi penyusunan kebijakan jangka menengah dan panjang yang berkaitan dengan tranformasi digital yang digerakkan oleh industri digital yang berdaya saing dalam rangka terwujudnya mimpi besar Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045.

Rencana induk pengembangan industri digital merupakan sebuah transformasi jangka panjang yang bersifat evolutif dalam periode sekitar 20 tahun hingga tahun 2045. Maka dari itu, dibutuhkan beberapa tahapan pelaksanaan untuk mewujudkan tonggak pencapaian bertahap menuju visi pengembangan industri digital.

Lima tahapan pengembangan industri digital adalah sebagai berikut:

Tahapan Pelaksanaan Rencana Induk Pengembangan Industri Digital (Sumber : Buku Rencana Induk Pengembangan Industri Digital 2022-2023. Cetakan Pertama 2022 : Kementerian PPN/Bappenas)

1. Konsolidasi Industri Digital Indonesia

Tahapan pertama ini akan menitikberatkan pada upaya mempersiapkan ekosistem yang tepat untuk memfasilitasi pencapaian kapasitas industri digital yang memadai untuk berkembang dan berkolaborasi dengan mitra strategis.

2. Penguatan Basis dan Akselerasi Industri digital

Pada tahapan kedua, pengembanganan industri digital akan berfokus pada peningkatan dan perluasan inovasi, produk dan layanan, serta alih teknologi di sektor-sektor strategis dan prioritas dalam pembangunan nasional.

3. Penguatan Kontribusi Industri Digital dalam Pertumbuhan Ekonomi

Pada tahapan ini, pengembangan industri digtal akan difoksukan pada penurunan impor produk dan layanan digital seiring dengan penguatan kapasitas dan kualitas pasokan (supply) dari pelaku usaha dalam negeri maupun rantai pasok digital nasional, termasuk di sektor-sektor strategis dan prioritas dalam pembangunan nasional.

4. Peningkatan Daya Saing Industri Digital

Pada tahap keempat, industri digital dalam negeri didorong untuk semakin tangguh baik dalam memberikan kontribusi penciptaan nilai tambah pada perekonomian serta lapangan kerja berkualitas, maupun pada peningkatan peran dalam pasar ekspor. Pada tahapan ini, pelaku usaha digital dalam negeri juga diharapkan mampu menjadi top 3 player pada setiap sektor usaha digital.

5. Penguasaan Sebagian Besar Pasar Dalam Negeri dan Penjagaan Keberlanjutan Pengembangan Industri Digital Nasional

Pada tahapan terakhir ini, industri digital dalam negeri diharapkan sudah menguasai Sebagian besar pasar di dalam negeri sekaligus menjadi pelaku usaha tingkat regional dan global di bidang masing-masing.

Rencana aksi untuk pelaksanaan pengembangan industri digital diuraikan secara lebih terinci untuk dua tahapan pertama pengembangan industri digital. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya konsolidasi yang dapat dikelola dengan baik di tahap pertama, serta upaya untuk memastikan bahwa rencana aksi yang disusun pada tahan kedua dapat menjadi masukan bagi penyusunan RPJMN 2025-2029. Rencana Induk ini secara keseluruhan juga menjadi masukan bagi penyusunan arah kebijakan pembangunan, khususnya terkait industri digital, yang akan dilaksanakan dalam jangka panjang (20 tahun) mulai dari tahun 2025 hingga tahun 2045. 

Peta Jalan Pengembangan Ekosistem Industri Kedirgantaraan 2022-2045

Selanjutnya, berdasarkan paparan dari Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti, ST, M.Si, M.Eng, PhD bahwa jika kita bisa mendorong industri pesawat terbang itu, maka industri-industri terkait lainnya juga akan ikut bergerak. Akibatnya, ini akan menciptakan efek pengganda bagi perekonomian Indonesia dan yang paling penting adalah ini bisa mendukung proses adopsi teknologi untuk meningkatkan produktivitas ekonomi Indonesia. Selama 2 hari ini kita sudah belajar banyak bahwa salah satu kunci untuk kita bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang hanya bisa dengan peningkatan produktivitas. Tanpa peningkatan produktivitas, Indonesia tidak dapat tumbuh tinggi secara berkelanjutan untuk jangka panjang.

Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti, ST, M.Si, M.Eng, PhD

Sementara itu, satu hal yang tadi disampaikan oleh Bapak Menteri dalam laporan pelaksanaan IDF, bahwa dari tahapan industrialisasi di Indonesia yang paling ujung kanan adalah Human Capital Intensive Industry, di mana Human Capital Intensive Industry inilah industri yang bisa memberikan nilai tambah terbesar di antara industri-industri lainnya. Kalau kita belajar dari negara Amerika, maka industri kedirgantaraan merupakan industri dengan rata-rata upah terbesar kedua setelah sektor IT, artinya apa bapak dan ibu? Kalau kita ingin meningkatkan pendapatan perkapita dari masyarakat Indonesia, kita harus bisa menciptakan sektor-sektor industry yang bisa menciptakan lapangan-lapangan kerja yang bisa memberikan upah atau gaji yang tinggi kepada pegawainya. Itulah akibatnya kita bisa memberikan atau mendorong pendapatan perkapita, di mana pendapatan perkapita ini merupakan salah satu ukuran apakah negara tersebut masuk dalam middle income atau high income. Yang paling penting juga adalah industri kedirgantaraan itu memiliki efek pengganda tenaga kerja sebesar 2,5. Artinya kalau kita bisa menciptakan 1 juta lapangan kerja dari industri pesawat, maka Dengan penciptaan 1 juta lapangan kerja di industri pesawat terbang ini bisa menciptakan penciptaan tenaga kerja secara tidak langsung sebesar 2,4 juta. Ini artinya, efek pengganda dari sektor kedirgantaaan adalah 2,5 kali lipat, betapa besarnya bapak dan ibu, karena industri kedirgantaraan ini memiliki efek keterkaitan ke belakang dan ke depan yang sangat tinggi. Sehingga bisa menjadi pengungkit bagi proses industrialisasi Indonesia masa depan.

Selanjutnya, mengembangkan industri kedirgantaraan ini dapat menggerakkan industrialisasi, karena karakteristiknya yang unik dan tentunya ini menjadi penting untuk kita bisa mewujudkan Visi Indonesia 2045 menjadi negara maju sebelum 100 tahun kemerdekaan Indonesia. Tentunya kita memiliki tantangan, bagaimana kita bisa bersama-sama mengembangkan industri kedirgantaraan ini di Indonesia.

Pertama adalah yang ingin saya sampaikan ini tidak bisa diserahkan secara sendiri kepada PT Dirgantara Indonesia. Ini harus kita kerjakan secara collaborative effort. Itu kemarin yang ditekankan oleh Professor Ricardo Hausmann, kalau kita ingin meningkatan daya saing secara cepat, ingin mendorong pertumbuhan ekonomi secara progresif, maka yang paling penting adalah kita harus melakukan collaborative effort. Collaborative effort inilah artinya PT Dirgantara Indonesia, pemerintah, akademisi, bapak/ibu semua yang ada di sini, seluruh pelaku kepentingan yang terkait dengan ekosistem industri kedirgantaraan harus bekerja bersama-sama, bahu-membahu. 

Oleh sebab itu, sebagai wadah kolaborasi bersama kita, maka Bappenas bersama dengan pemangku kepentingan terkait telah meluncurkan Peta Jalan Pengembangan Ekosistem Industri Kedirgantaraan Indonesia yang tangguh dan berdaya saing yang telah diluncurkan kemarin oleh Bapak Menteri PPN/Kepala Bappenas di hari pertama Acara Puncak IDF 2022.

Kira-kira isi dari isi singkat tapi tentunya mengundang Bapak dan Ibu untuk mendownload laporan itu secara lengkap dan tentunya pada saat kita mengembangkan industri kedirgantaraan ini, tidak hanya kita mendorong produk kedirgantaraan, tapi juga termasuk jasa dirgantara dan ekosistem pendukung. Kalau kita lihat siapa saja ekosistem pemangku kepentingan di industri kedirgantaraan ini, pelaku dan juga pemangku kepentingan sudah sangat banyak di Indonesia. Tinggal kita memberikan wadah kolaborasi, memastikan masing-masing pemangku kepentingan ini tidak jalan sendiri-sendiri, memastikan semua berjalan untuk mewujudkan visi satu, visi yang sama, memperkuat ekosistem kedirgantaraan di Indonesia. 

Dengan demikian, industri kedirgantaraan ini kami harapkan nantinya akan menjadi penggerak industrialisasi Indonesia dalam rangka kita mewujudkan dan menjalankan transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Karena nantinya, industri kedirgantaraan ini akan mendorong strategi nomor 2 yaitu peningkatan produktivitas sektor ekonomi melalui proses industrialisasi.

Dengan demikian, salah satu hal fokus pembahasan kita pada special session kali ini adalah tentunya untuk menjalankan peta jalan ekosistem industri kedirgantaraan kita pasti membutuhkan finance atau pembiayaan model bisnis baru, karena pengembangan ini diharapkan tidak sepenuhnya bergantung kepada anggaran pemerintah, tetapi bagaimana kita memobilisasi model bisnis baru, mengembangan model bisnis baru untuk kita bisa sama-sama mendorong, mengembangkan, dan mewujudkan Indonesia menjadi salah satu produsen pesawat terbang terkemuka di dunia. Terutama kita harus menjadi pemain sendiri di pasar domestik untuk menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lain dan tentunya yang paling penting adalah bahwa produk terbaru dari PT Dirgantara Indonesia adalah N-219, di mana N-219 ini tidak ada kompetitornya di dunia. Ini dibutuhkan oleh karakteristik negara seperti Indonesia yang memang banyak pulau-pulau dan tidak bisa membangun landasan yang panjang. 

“Tentunya dengan semangat tranformasi ekonomi Indonesia, saya mengajak Bapak dan Ibu untuk berpartisipasi dan berdiskusi, memberikan kontribusi pemikiran, bagaimana kita bisa sama-sama membangun model bisnis baru, bekerja sama untuk mendorong pengembangan industri kedirgantaraan di Indonesia”, pungkas Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti, ST, M.Si, M.Eng, PhD mengakhiri paparannya.

Artikel Terkait:

0 Komentar di "IDF 2022 Hasilkan Strategi Untuk Mencapai Visi Indonesia 2045"

Post a Comment