Modul Edukasi Gizi Pada Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Jenjang PAUD

Sahabat Edukasi yang berbahagia... Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan strategi nasional yang dirancang pemerintah untuk menyiapkan Indonesia Emas 2045 melalui penguatan gizi anak sejak usia dini. Pemenuhan gizi menjadi fondasi utama karena generasi saat ini akan menghadapi bonus demografi 2030, di mana kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi penentu daya saing bangsa. Sejak diluncurkan pada Januari 2025 di 26 provinsi, program MBG ditargetkan menjangkau seluruh wilayah Indonesia hingga akhir tahun. Berbagai riset menunjukkan bahwa kecukupan gizi tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga meningkatkan konsentrasi, daya ingat, motivasi belajar, serta memperkuat perputaran ekonomi daerah melalui keterlibatan petani dan pelaku usaha lokal.

Dalam konteks Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), MBG memiliki peran yang sangat strategis. Anak usia dini berada pada fase golden age, yaitu periode emas yang menentukan perkembangan fisik, kognitif, dan sosial-emosional secara optimal. Bagi guru PAUD, gizi seimbang bukan hanya kebutuhan biologis, tetapi merupakan fondasi pembentukan kecerdasan dan karakter anak. Program MBG tidak sekadar memenuhi kebutuhan makan, melainkan menjadi media edukasi tentang pola hidup sehat, disiplin, kebersamaan, dan tenggang rasa. Melalui pembiasaan makan bersama, kegiatan sederhana ini dapat diubah menjadi pembelajaran kontekstual yang menyenangkan sekaligus bermakna.

Sejalan dengan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dan Gerakan Sekolah Sehat (GSS), program MBG menempatkan peserta didik PAUD sebagai salah satu sasaran utama. Data Dapodik 2024 mencatat lebih dari 6,6 juta anak PAUD yang tersebar di berbagai satuan layanan, mulai dari TK, KB, TPA, hingga SPS. Angka ini menunjukkan besarnya peran guru PAUD sebagai garda terdepan keberhasilan implementasi MBG. Melalui keterlibatan aktif orang tua dan dukungan modul Edukasi Gizi MBG, guru diharapkan mampu memastikan setiap anak mendapatkan asupan gizi yang cukup sekaligus menumbuhkan kebiasaan makan sehat sebagai bagian dari pendidikan holistik bagi generasi masa depan Indonesia.


Agar pelaksanaan program berjalan optimal, satuan PAUD perlu melakukan persiapan menyeluruh, mulai dari penyediaan sarana prasarana hingga penyiapan sumber daya manusia. Fasilitas dasar seperti tempat cuci tangan pakai sabun (CTPS), area penempatan makanan, alat pelindung diri bagi penjamah makanan, alat ukur tinggi dan berat badan, serta sistem pengelolaan sampah wajib tersedia. Selain itu, sekolah perlu memperbarui data penerima manfaat melalui Dapodik, sekaligus melakukan pendataan kondisi khusus anak, seperti alergi, intoleransi makanan, atau fobia tertentu, melalui kuesioner, wawancara orang tua, kolaborasi dengan tenaga kesehatan, dan observasi perilaku anak.

Dari sisi pelaksana, MBG di satuan PAUD membutuhkan struktur tim yang jelas. Kepala PAUD berperan sebagai penanggung jawab utama yang menjamin ketersediaan sarana dan koordinasi program. Tim Pelaksana UKS (TP-UKS) bertugas sebagai penanggung jawab teknis yang memastikan seluruh proses berjalan sesuai standar operasional, termasuk koordinasi dengan SPPG dan Puskesmas. Sementara itu, petugas pelaksana harian bertanggung jawab menerima dan mendistribusikan makanan, melakukan uji organoleptik terhadap kualitas makanan, serta melakukan koordinasi cepat jika terjadi kondisi darurat. Guru pendamping menjadi figur kunci di kelas dalam mendampingi anak sebelum, saat, dan setelah kegiatan makan berlangsung.

Pada tahap operasional, prosedur pelaksanaan MBG dilakukan secara sistematis. Makanan diterima dari petugas SPPG, dihitung kesesuaiannya dengan jumlah penerima manfaat, dan disisihkan sampel untuk uji organoleptik yang mencakup penilaian warna, bau, rasa, dan tekstur. Setelah dinyatakan layak, makanan didistribusikan ke kelas sesuai mekanisme yang berlaku. Apabila terjadi kejadian luar biasa seperti dugaan keracunan makanan, satuan PAUD wajib melakukan langkah cepat berupa pemisahan peserta didik yang bergejala, pemberian pertolongan pertama, pelaporan ke fasilitas kesehatan, pemberitahuan kepada orang tua secara proporsional, serta pengamanan sampel makanan untuk keperluan pemeriksaan lebih lanjut.

Sebagai bagian dari sistem yang berkelanjutan, pengelolaan sampah dan limbah sisa makanan juga menjadi perhatian penting. Peserta didik diarahkan untuk meletakkan sisa makanan pada wadah yang tersedia, sementara satuan PAUD mengelola sampah non-organik melalui tempat sampah terpilah. Penanganan limbah sisa makanan menjadi tanggung jawab SPPG untuk memastikan prinsip kebersihan dan kesehatan lingkungan tetap terjaga.

Melalui implementasi yang terstruktur dan kolaboratif, Program Makan Bergizi Gratis tidak hanya menjadi kebijakan sosial, tetapi juga menjadi investasi strategis bagi kualitas generasi Indonesia di masa depan. Di tangan guru PAUD dan dukungan seluruh ekosistem pendidikan, MBG berpotensi menjadi fondasi kuat dalam mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing global.

Download/unduh Modul Edukasi Gizi Pada Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Jenjang PAUD pada tautan di bawah ini:


Artikel Terkait:

0 Komentar di "Modul Edukasi Gizi Pada Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Jenjang PAUD"

Posting Komentar